Reaksi yang
terjadi di dalam semen portland adalah reaksi kimia antara senyawa potensial
dengan air, senyawa-senyawa kalsium silikat, kalsium aluminat dan kalsium ferit
hidrat yang terjadi berupa struktur larutan padat yang spesifik dan akan
mengeras. Reaksi selanjutnya adalah interaksi antar senyawa hidrat tersebut,
masing-masing saling mengikat membentuk strukrur baru yang kokoh, kaku dan kuat
yang biasa disebut pasta, mortar atau beton.
Reaktifitas dan komposisi mineral utama serta bahan
tambahan
Reaksi hidrasi yang terjadi
sangat ditentukan oleh reaktifitas masing-masing senyawa utama. Senyawa C3A adalah yang paling reaktif, senyawa ini bereaksi
dengan cepat, kemudian disusul oleh senyawa-senyawa C3S dan C2S. Jadi reaksi hidrasi semen portland akan berjalan
dengan cepat sesuai dengan reaktifnya senyawa utama. Untuk mengatur kecepatan
reaksi sesuai yang diinginkan perlu ditambahkan bahan tambahan, senyawa gypsum
ditambahkan sebagai pengendali reaktifitas senyawa C3A.
Kehalusan
Kecepatan reaksi hidrasi semen portland akan bertambah besar dengan semakin halusnya ukuran partikel. Sebaliknya, jika ukuran partikel semakin kasar, reaksi hidrasi akan berjalan semakin lambat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, jika ukuran partikel semakin halus, berarti luas permukaan total semakin besar. Bertambah luasnya permukaan menyebabkan kemungkinan terjadinya kontak antara air dengan permukaan butiran akan menjadi besar. Akibatnya kemungkinan terjadinya reaksi antara air dengan butiran juga menjadi lebih besar atau dengan perkataan lain, kecepatan reaksi bertambah besar.
Kecepatan reaksi hidrasi semen portland akan bertambah besar dengan semakin halusnya ukuran partikel. Sebaliknya, jika ukuran partikel semakin kasar, reaksi hidrasi akan berjalan semakin lambat. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut, jika ukuran partikel semakin halus, berarti luas permukaan total semakin besar. Bertambah luasnya permukaan menyebabkan kemungkinan terjadinya kontak antara air dengan permukaan butiran akan menjadi besar. Akibatnya kemungkinan terjadinya reaksi antara air dengan butiran juga menjadi lebih besar atau dengan perkataan lain, kecepatan reaksi bertambah besar.
Perbandingan air dan semen portland
Air dan semen portland
merupakan reaktan dalam reaksi hidrasi, perbandingan konsentrasi antara kedua
reaktan tersebut dan produk yang dihasilkan akan mempengaruhi kesetimbangan
reaksi, kesetimbangan reaksi merupakan salah satu parameter dari kecepatan
reaksi.
Waktu
Dengan bertambahnya waktu, kecepatan reaksi masing-masing senyawa potensial akan berkurang sebab komposisi senyawa utama mulai habis bereaksi.
Dengan bertambahnya waktu, kecepatan reaksi masing-masing senyawa potensial akan berkurang sebab komposisi senyawa utama mulai habis bereaksi.
Temperatur
Kecepatan reaksi akan bertambah dengan kenaikan temperatur. Demikian juga reaksi yang terjadi di dalam semen portland akan bertambah cepat karena naiknya temperatur. Hal ini disebabkan karena reaksinya bersifat eksoterm yaitu dengan melepas sejumlah panas. Jadi tanpa tambahan panas dari luar pun reaksi ini akan bertambah cepat dengan kenaikan temperatur akibat panas yang dilepaskan selama reaksi hidrasi.
Kecepatan reaksi akan bertambah dengan kenaikan temperatur. Demikian juga reaksi yang terjadi di dalam semen portland akan bertambah cepat karena naiknya temperatur. Hal ini disebabkan karena reaksinya bersifat eksoterm yaitu dengan melepas sejumlah panas. Jadi tanpa tambahan panas dari luar pun reaksi ini akan bertambah cepat dengan kenaikan temperatur akibat panas yang dilepaskan selama reaksi hidrasi.
Mekanisme reaksi
Mekanisme reaksi hidrasi
senyawa utama semen portland adalah sebagai berikut :
Senyawa kalsium silikat (C3S dan C2S)
Reaksi antara senyawa C3S dan C2S dengan air menghasilkan
kalsium silikat hidrat, CSH, dan kalsium hidroksida, Ca(OH)2. Perbedaan reaksi antara kedua senyawa
tersebut dalam hal kecepatan dan panas reaksinya, kecepatan dan panas reaksi C3S lebih besar dari pada C2S. Panas reaksi C3S yang ditimbulkan sekitar 500 J/gram Panas reaksi C2S yang ditimbulkan sekitar 350
J/gram. Senyawa-senyawa CSH yang dihasilkan merupakan komponen utama dalam
penyumbang kekuatan semen portland, dan biasa disebut dengan tobermorite
gel. Senyawa C3S merupakan komponen penentu kekuatan awal semen
portland, pada umur 1 – 28 hari, hal ini disebabkan reaksi hidrasinya yang
berlangsung cepat dan kadarnya yang tinggi. Sedangkan C2S merupakan
komponen penentu kekuatan akhir semen portland, peranannya baru terlihat 28
hari setelah pengikatan.
Senyawa kalsium aluminat (C3A)
Reaksi antara senyawa C3A dan air berlangsung sangat cepat dan menghasilkan
panas sekitar 1350 J/gram. Reaksi yang terjadi terdiri dari beberapa tahap
tergantung pada lingkungannya. Senyawa C3A memainkan
peranan yang sangat penting dalam pengembangan kekuatan awal, 1 sampai dengan 3
hari, hal ini disebabkan karena panas hidrasinya yang cukup tinggi sehingga
dapat mempercepat reaksi hidrasi secara keseluruhan. Karena senyawa hasil
hidrasinya mempunyai daya rekat yang relatif rendah, sumbangan kekuatan yang
diberikan senyawa C3A relatif kecil. Kadar senyawa C3A dalam semen portland mempengaruhi sifat fisik
semen portland, dalam hal ini pemuaian dan ketahanan terhadap sulfat. Semakin
tinggi kadar senyawa C3A, semakin tinggi pemuaian yang terjadi dan semakin
tidak tahan terhadap serangan sulfat. Pemuaian yang terjadi disebabkan
banyak terbentuknya senyawa ettringite, sedangkan senyawa ettringite merupakan
senyawa yang mempunyai volum yang sangat besar. Ketahanan terhadap
serangan sulfat dapat diterangkan sebagai berikut, alkali sulfat bereaksi
dengan kalsium hidroksida bebas membentuk senyawa gypsum,
Ca(OH)2 +
(Na/K)2SO4 + 2H2O
——–> CaSO4.2H2O +2NaOH, (gipsum)
senyawa gypsum yang terbentuk
akan bereaksi dengan senyawa C3A membentuk senyawa ettringite, senyawa ettringite
merupakan senyawa yang mempunyai volum yang sangat besar sehingga menyebabkan
pemuaian dan dapat menimbulkan keretakan pada beton.
Senyawa kalsium aluminoferrit (C4AF)
Reaksi hidrasi senyawa C4AF berlangsung cepat dan menghasilkan panas
sekitar160 J/gram. Reaksi yang terjadi terdiri dari beberapa tahap tergantung
pada lingkungannya.
Senyawa kalsium oksida bebas (CaO-bebas)
CaO + H2O ——–>
Ca(OH)2
Senyawa magnesium oksida
bebas (MgO)
MgO + H2O ——->
Mg(OH)2
Senyawa Mg(OH)2 cenderung membentuk senyawa hidrat, senyawa
hidrat yang dihasilkan mempunyai volum yang relatif besar sehingga manyebabkan
pemuaian.
Senyawa kalsium sulfat hemihidrat
Senyawa kalsium sulfat
dihidrat (gypsum) relatif tidak stabil terhadap temperatur. Di Dalam semen
portland, senyawa kalsium sulfat mempunyai kandungan air hidrat antara 2 sampai
dengan 0.5, hal ini disebabkan proses yang terjadi di “cement mill”. Senyawa
kalsium sulfat yang mengandung air hidrat kurang dari 2 dan sampai dengan 0.5
disebut senyawa kalsium sulfat hemihidrat.
Sumber:
Penulis maulhidayat
https://maulhidayat.wordpress.com/2013/02/25/reaksi-hidrasi-semen/
No comments:
Post a Comment