Sunday, November 8, 2015

'Gedung Merdeka', Bangunan Kuno Bersejarah di Asia Afrika

Gedung Merdeka merupakan salah satu bangunan kuno yang ada di Bandung. Bentuknya yang unik menjadi bukti bersejarah yang nyata bagi kota Bandung sejak jaman penjajahan Belanda. Gedung yang terletak di jalan Asia-Afrika ini merupakan gedung bersejarah yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tinggi Asia-Afrika tahun 1955. Kini gedung ini digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal bakal Gerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.



Arsitektural
Bangunan ini dirancang pada tahun 1926 oleh Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Keduanya adalah Guru Besar pada Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH Bandoeng- yang kemudian menjadi Institut Teknologi Bandung - ITB), dua arsitek Belanda yang terkenal pada masa itu, Gedung ini kental sekali dengan nuansa art deco dan gedung megah ini terlihat dari lantainya yang terbuat dari marmer buatan Italia yang mengkilap, ruangan-ruangan tempat minum-minum dan bersantai terbuat dari kayu cikenhout, sedangkan untuk penerangannya dipakai lampu-lampu bias kristal yang tergantung gemerlapan. Gedung ini menempati areal seluas 7.500 m2.


Material
Bangunan tua ini terdiri dari berbagai macam material yang telah berumur cukup lama hingga masih dapat berdiri kokoh hingga sekarang. Menurut identifikasi saya, material-material gedung merdeka ini terdiri dari:
-70% beton bertulang (untuk pondasi)
-10% marmer (hiasan untuk lantai, langit-langit, dll)
-10% kayu cikenhout (hiasan interior, kusen, dll)
-5% kaca (jendela, lampu, dsb)
-5% logam (pintu, tralis, dsb)

Kayu Oak
Kayu cikenhout/eikenhout merupakan nama lain dari kayu oak. Kayu tipe ini merupakan kayu yang sering dipakai di daerah Eropa pada jaman dahulu untuk pembangunan, dikarenakan kualitasnya yang dikatakan melebihi kayu jati. Pohon oak tidak terdapat di Indonesia, karena itu para pengguna kayu oak ini harus mendatangkan kayu ini dari Eropa atau Amerika.

Kayu oak ini merupakan salah satu kayu yang paling ideal untuk digunakan dalam industri woodworking. Kayu ini adalah kayu keras, kuat dan memiliki penampilan serat dan pori yang sangat mernarik. Dengan finishing yang tepat, maka penampilan serat dan pori kayu ini dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan penampilan yang unik dan menarik. Kayu oak memiliki warna dasar yang bervareasi mulai warna putih pada sapwood ke coklat muda kehijauan atau kemerahan pada heartwood.



Kayu oak ini biasanya didatangkan dalam bentuk papan kering atau veneer yang sudah tersedia dalam berbagai ketebalan. Pengeringan, pemotongan dan pengolahan kayu ini sudah dilakukan di tempat asalnya. Pengolahan kayu oak ini sebenarnya juga tidak mudah. Kayu oak ini adalah kayu keras dan mudah pecah. Pengeringan kayu ini harus dilakukan dengan kontrol yang baik, pengeringan yang terlalu cepat bersiko untuk membuat adanya masalah kayu seperti retak, pecah, kayu melengkung yang akan segera menurunkan kualitas kayu. Kayu ini juga rentan untuk terkena serangan serangga pemakan kayu, karena itu maka dia memerlukan pengobatan secara kimiawi untu mencegah serangan serangga pemakan kayu.

Finishing yang paling banyak ditemukan adalah finishing dengan warna-warna transparan mulai dari warna coklat muda sampai dengan warna-warna doklat tua. Warna transparan dengan aplikasi glaze yang tepat akan bisa menampilkan keindahan serat dan pori kayunya secara maksimal. Aplikasi glaze, atau powder glaze dengan warna yang kontras dengan warna kayu bisa juga dipilih untuk menghasilkan efek kontras yang lebih dramatis..Finishing dengan warna-warna solid atau semi transparan juga bisa diaplikasikan pada kayu ini dengan tetap menampilkan struktur pori dan seratnya. Aplikasi toner atau base coat tipis yang dilakukan dengan kombinasi glaze bisa dipilih untuk menghasilkan penampilan finishing yang menarik. 

Marmer
Marmer yang dipakai di Gedung Merdeka jaman dahulu masih diimpor dari negara Italia, namun jaman sekarang Indonesia sudah bisa mengolah marmer sendiri. Marmer yang diimpor dari Italia tersebut memiliki tekstur yang sangat halus serta warna jernih mengkilap yang sangat indah.
Marmer umumnya tersusun atas mineral kalsit atau kalsium karbonat (CaCO3) dengan kandungan mineral minor lainya yaitu kuarsa, mika, klorit, tremolit, dan silikat lainnya seperti graphit, hematit, dan limonit. Nilai komersil marmer bergantung kepada warna dan tekstur. Sifat yang berpengaruh terhadap kualitas marmer adalah porositas, kekuatan regangan, dan ketahanan terhadap pengaruh suhu dan cuaca.


Marmer atau dikenal pula dengan sebutan batu pualam adalah batuan hasil proses metamorfosis atau malihan dari batuan asalnya yaitu batu kapur atau dolomit. Pengaruh temperatur dan tekanan yang dihasilkan oleh gaya endogen menyebabkan terjadinya kristalisasi kembali pada batuan tersebut membentuk berbagai foliasi mapun non foliasi.

Akibat rekristalisasi tersebut akan menghilangkan struktur asal batuan tersebut, sehingga membentuk tekstur baru dan keteraturan butir. Pembentukan mineral ini di Indonesia yang sudah ditemukan adalah sekitar 30 – 60 juta tahun yang lalu atau berumur Kwarter hingga Tersier.

Secara konvensional, penambangan marmer dilakukan dengan 2 tahapan yaitu:
-Land clearing (pengupasan), yaitu kegiatan pengupasan lapisan tanah dengan menggunakan buldozer dan ekskavator untuk menggali tanah yang menutupi tubuh batuan guna menyiapkan kegiatan penambangan.
  -Kegiatan produksi, yaitu proses pemolaan, pemboran, pemahatan, dan seleksi tiap blok dan mengangkutnya ke lokasi pengolahan selanjutnya.


Pengolahan merupakan proses kegiatan memperhalus produk hingga menjadi produk yang siap dipasrkan. Adapaun kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

·       Untuk yang masih menggunakan teknologi lama maka blok batu pualam berukuran ( 260 x 100 x 135 ) cm  digergaji menjadi lempengan-lempengan denganketebalan rata-rata 1,8 sampai 2 cm.
·        Lempengan batu pualam tersebut kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi, sesuai ukuran-ukuran standar pesanan.
·        Barang setengah jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian disempurnakan atau ditambal dan dipoles pada lapisan-lapisan yang berlubang hingga akan dihasilkan marmer yang mengkilap.

Marmer pada saat ini masih merupakan barang mewah, kecuali untuk  ukuran yang kecil-kecil sebagai souvenir. Marmer atau batu pualam yang mengkilap biasanya dijadikan salah satu ciri fisik kemewahan sebuah bangunan dan rumah. Kemewahan marmer belum ada yang menandingi karena kualitasnya yang baik dibandingkan produk lantai atau dinding dari bahan lain. Dilihat dari sisi pembiayaan, membuat lantai dari marmer harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. Hanya orang yang memiliki dana berlebih saja yang mampu membelinya, guna menghiasi gedung atau rumah mewah mereka.

Kedua material tersebut sudah menjadi bukti bahwa Gedung Merdeka bukan merupakan bangunan biasa yang dibangun pada jaman dahulu. Gedung tersebut dibangun dengan material-material yang pada saat itu tidak mudah didapat di Indonesia dan biayanya pun tidak mahal. Selain karena interior dan material-material bangunannya yang menarik, sejarah dari gedung ini pun juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung.




DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gedung_Merdeka
http://www.information.wisno.co.id/2014/07/kayu-oak.html
https://achmadinblog.wordpress.com/tag/proses-pembentukan-marmer/
Sumber gambar:
https://sepanjangjk.files.wordpress.com/2011/05/cimg7615-gedung-merdeka-2.jpg
http://g01.s.alicdn.com/kf/HTB1S8iKGVXXXXaOXXXXq6xXFXXXm/200300019/HTB1S8iKGVXXXXaOXXXXq6xXFXXXm.jpg
http://www.brownfilmfacedplywood.com/photo/pl2169601-fancy_komersial_kayu_lapis_dewan_untuk_furniture_veneer_plywood_dengan_red_oak_ash_jati_wajah.jpg

No comments:

Post a Comment