Dalam melakukan mix design beton, pertama-tama kami perlu mengumpulkan data spesifikasi mengenai bahan-bahan material pembentuk beton, yang terdiri dari agregat kasar, gregat halus, semen, dan air. Di praktikum yang pertama ini, kami melakukan serangkaian tes uji untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk nantinya sebagai acuan komposisi bahan yang diperlukan untuk pembuatan beton. Selain itu, kami juga menguji apakah material yang disediakan laboratorium layak untuk dijadikan bahan mix design.
Pertama, kami memerika berat volume agregat. Kami mengumpulkan agergat terlebih dahulu dengan berat 3kg. Kami melakukannya dalam 2 keadaan, yang pertama dalam keadaan biasa dan kedua dalam keadaan sudah dipadatkan dengan cara ditumbuk setiap kali wadah penuh sepertiganya. Lalu kami menimbang beratnya masing-masing. Kemudian melakukan hal yang sama pada agregat halus. Ternyata ditemukan bahwa berat agergat dalam keadaan padat lebih besar daripada ketika keadaan gembur / dipadatkan.

Setelah itu, kami melakukan analisa saringan agregat kasar dan halus. Pada percobaan ini, kami mengumpulkan agregat kasar dahulu dengan berat tertentu. Kami juga menyiapkan satu set saringan dengan ukuran 25mm, 19mm, 9.5mm, 4.75mm, 2.38mm dan dasar saringan sebagai tempat sisa bagi agregat yang lebih kecil lagi. Setelah satu set saringan tersebut diatur sesuai urutannya, kemudian agregat dituang dari atas dan saringan diayak sehingga satu persatu mulai memasuki ukuran saringannya masing-masing. Timbang agregat yang tertahan di setiap ukurang saringan dan cata hasil penimbangannya. Berikut adalah contoh hasil pengolahan data dari analisis saringan agregat kasar:
Ukuran Saringan (mm)
|
Berat Tertahan (gr)
|
Persentase Tertahan
|
Persentase Tertahan Kumulatif
|
Persentase Lolos Kumulatif
|
SPEC ASTM C33-90
| |
|
|
25
|
0
|
0%
|
0%
|
100%
|
100
| |
19
|
98
|
3.2667%
|
3.2667%
|
96.733%
|
90-100
| |
9.5
|
2338
|
77.933%
|
81.2%
|
18.8%
|
20-55
| |
4.75
|
553
|
18.433%
|
99.633%
|
0.3667%
|
0-10
| |
2.38
|
7
|
0.233%
|
99.8633%
|
0.1334%
|
0-5
|
|
Hal yang sama juga kami lakukan pada agregat halus, dengan satu set ukurang saaringan yang lebih kecil (dan biasanya lebih banyak). Berikut merupakan contoh satu set saringan agregat halus:
Dari data yang didapat terhadap kedua agregat, kami menghitung besar modulus kehalusannya dengan cara menjumlahkan jumlah presentase tertahan kumulatif sampai ke saringan terakhir sebelum saringan penampung sisa (PAN) kemudian dibagi dengan 100.
Setelah itu, kami melakukan pemeriksaan kadar air pada agregat halus dan kasar. Langkahnya yaitu menimbang dan catat berat dalam / wadah. Masukkan agregat ke dalam talam dan timbang kembali. Kemudian masukkan benda uji ke dalam oven agar menjadi benar-benar kering, lalu timbang kembali. Kemudian kami cara kadar airnya dengan cara mengurangi berat kering dengan berat sebelum dikeringkan dibagi dengan berat setelah kering.
Tahap keempat adalah analisis specific gravity dan penyerapan agregat. Untuk agregat halus, praktikum dilakukan oleh teknisi di lab. Pertama, teknisi mengeringkan agregat halus dengan mesin yang ada. Kemudian agregat yang sudah kering tersebut dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk kerucut sambil ditumbuk sebanyak 25 kali setiap sepertiganya terisi. Cetakan dilepas dan dilihat apakah agregat tersebut runtuh atau tidak. Kalau sudah runtuh, berarti agregat tersebut sudah dalam syarat kondisi SSD (bagian permukaan luar kering namun dalamnya masih berisi air).Kemudian agregat dimasukkan ke dalam piknometer dan diisi dengan air, direndam dengan suhu air tertentu selama 24 jam. Setelah dikeluarkan, ditimbang lagi beratnya.

Untuk agregat kasar lebih sederhana. Saat itu agregat sudah dalam kondisi direndam air terlebih dahulu selama 24 jam sebelumnya, kemudian kami mengeringkannya menggunakan handuk untuk mendapatkan kondisi SSD. Ditimbang, lalu dimasukkan ke dalam keranjang dan direndam kembali di dalam air. Selama itu, keranjang sambil digoyang-goyangkan di dalam air agar udara yang terperangkap bisa lepas, bersamaan dengan menimbang beratnya di dalam air. Setelah itu, agregat dikeringkan di oven selama 24 jam dan ditimbang lagi beratnya. Berikut merupakan contoh hasil pengolahan datanya:
Observasi I
|
A
|
Berat contoh SSD
|
|
3000 gram
|
B
|
Berat contoh dalam air
|
|
1888,5 gram
|
C
|
Berat contoh kering di udara
|
|
2925 gram
|
|
Apparent Specific Gravity
|
|
2,8219
|
Bulk Specific Gravity (kering)
|
|
2,6316
|
Bulk Specific Gravity (SSD)
|
|
2,6991
|
Persentase Absorpsi Air
|
|
2,5641%
|
Terakhir untuk menguji kelayakan agregat, diperiksa kandungan kadar lumpur dan zat organik di kedua agregat. Untuk memeriksa kadar lumpur, masukkan agregat halus ke dalam gelas ukur, kemudian dicampur dengan air sehingga kandungan lumpur agregatnya larut. Gelas ukur dikocok dan didiamkan selama 24 jam kemudian. Setelah lumpur mengendap / berpisah dengan agregat, catat dan ukur tinggi lumpur dan tinggi pasir. Syarat agregat yang baik adalah kandungan lumpurnya harus dibawah 5%.
Untuk memeriksa kadar zar organik, pertama kami mencampurpasir dengan air lalu menambahkan NaOH dalam wadah transparan. Campuran dikocok dan didiamkan juga selama 24 jam. Setelah itu kami membandingkan warna cairan yang paling atas dengan plat indikator. Syarat agregat yang baik adalah warna yang didapat tidak lebih dari indikator plate nomor 3.